26.9.08

`nek ada ES jeruk PANAS ?

Hari ini kaki SBY menginjakkan kakinya di Makassar
Seperti biasanya tangan-tangan sahabat dirajam
entah, tangan dan mulut siapa lagi yang akan menyusul
saat bang Ucup tiba di kampus merah nanti
seminggu lagi kiranya

Saya tidak ingin minta maaf pada kalian: Sahabat
Pola pergerakan kita beda

Malam ini kebimbangan itu datang lagi
Seperti lalu, entah kapan menjadi batu binatu
maaf ibu_ana`mu disini belum bisa kembali
hanya do'a yang usang masih terucap
semoga nenek diberi 'kekuatan'

seabad sudah usiamu `nek
cucumu disini masih mencari
mohon restui ya `nek

Disini...diblog cucumu ini
tertulis sedikit cerita
yang entah bagi nenek sbg puisi atau sajak
yang cucumu tahu nenek sangat puitis :)
mohon tersenyumlah `nek sebelum membacanya
karena cucumu tahu
tangisanmu akan tiba pada kalimat terakhir
sebagai bukti kasih sayangmu pada cucumu ini

`nek,...

Bising mesin di jalanan
Kicauan penaku semakin lantang
Namun gerak masih tertatih

Energi itu menyusut
Kumanifestasikan lewat rokok
Kopi pun menjadi pelengkap

Ah,
Ada yang terlupa
: ES jeruk PANAS

sampaikan salam cucumu ini buat mama, papa dan dua adikq `nek
jangan lupa ya `nek :)

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh :)

19.9.08

Aku ingin bertemu ; Semoga


Jika ada yg bertanya Mengapa ? maka aku pun tak sanggup menjawabnya
karena dalam pemahamanku, terkadang logika dibuang saat kita menyentuh 'Iman' ...
yah, terserah :t
Duhai Rasulullah,...
maaf jika saya belum sanggup untuk membuat sajak,
yang kelak kuingin engkau menyempatkan waktu-Mu walau hanya sejenak untuk membacanya.
maaf jika lidah ini lancang, namun saya hanya sangat ingin bertemu dengan-Mu
:itu saja
berikut contekan sajak yg kutulis kembali disini
sajak ini ditulis oleh Hasan Abu Amar,... judulnya `Persembahan
Ruas-ruas bambu
Kuingin mengukir mata
dengan penaku yang terbuka,
Kuharap darimu
sang Sumber Mata
dari pulau Hijau...,
atau, Bermuda ?!
agar penaku tak jadi pusaka,
Karena kuingin, ia
jemput paduka
Walau sembahan ini
tak sebekas
tapak kaki paduka.
Oh ...maula junjunganku
mungkinkah kugapai
derajat debu dan pasir
yang diatasnya
tapakmu kau ukir.
Atau bebatuan
yang diatasnya
kau meloncat.
atau bambu-bambu titian
yang diatasnya
kau melintas.
Oh ... maula junjunganku
berapa luas padang
berapa jumlah batu
dan ruas-ruas titian
yang harus kau lewati
yang harus kau loncati
dan kau titi.
aku selalu bertanya
manakah ruas akhir titian
yang tergeletak pasrah dan tengadah
didepan kaki mubarakmu
dan disini
didada ini
diantara tetes-tetes air mata ini
dicelah-celah langit malam
didepan empat belas pintu suci
dan didalam dekapan
pena terbukaku ini
bermohon padamu
agar kau jadikanku
salah satu dari
ruas-ruas bambu titianmu.
Oh ...maula junjunganku
maafkanlah aku
kalau harapan itu
kalau mohonan itu
tak bijak dan terlalu lancang
untuk si-sahaya durjana ini.
akhirnya,
bagiku
ku kan puas an lega bernafas
kalau aku
tak jadi duri dalam jalanmu.
maaf ya Rasulku jika saya menyebutmu Maula
simpanlah pengetahuanmu sedetik
karena kuingin berjalan bersamamu
entah dibelakangmu atau disampingmu
menuju Dia Yang Maha Suci...
Amiien

10.9.08

Jika

Hari berlalu
Puasa bisu
Mulut kaku

Sujudku
Pada-Mu
Maha Tahu

Malu ?
: asu !!!

`Lo harus Grakk

Agustus
: meletus
September
: ember
Planning
: anjing !!!

Maaf Semoga

Sahur tadi, sms-sms itu begitu banyak
:seperti biasanya.
Tak ada yang terbalas
:tak biasanya.

halo ma`…so [sudah] sahur ?” seolah ada yg terlupa pikirku
Assalamualaikum wr wb gumamku dlm hati.
"Mm...blum,…” suara itu agak asing dan terdengar parau
mama sehat2 ?..” tanyaku
"mama lg demam, mungkin talalo [terlalu] cape` banyak karjaa [kerja]“ jawabnya lirih
"nga [ngana] sehat2 ?“ sambungnya lgi
"masih cukup nga [ngana] pe [punya] monjit [uang] ?“ tanyanya lgi

Terdiam sejenak membuatku hening
Begitu mulianya dirimu
Engkau lebih peduli anakmu ini dibandingkan kesehatanmu
Seolah inginku menangis dikakimu
Sesali kerutan didahimu, gores tangan hingga telapak kakimu
Yang jarang pernah terbayang
:jejakmu

Maaf ibu
Maaf jika pulsa ini hanya mengalir pada dia yg belum tentu
Kelak memanggilmu ibu
Layaknya diriku

Maaf ibu
Maaf jika uang ini hanya meracuni diri yang ku tahu
Asap dimulutku
Suatu waktu membunuhku

Maaf ibu
Maaf jika kaki ini hanya keluar ke warung kopi yg selalu
Segala harapmu
Rumah suci sabdamu

Disitu
:tanah yang suci
Seolah sangsi
`nawaitu ku

:bila
Hanya ini yg ku bisa
Melihatmu tersenyum bahagia
Aku pun siap menghadap-Nya
Biarlah neraka menjadi nyata: Mati
Surgamu tetap dihati

"ribuan kilo jalan yg engkau tempuh, lewati rintangan `ntuk aku anakmu, ibuku sayang masih terus berjalan, walau telapak kaki penuh darah penuh nanah, seperti udara kasih yg engkau berikan, tak mampu ku membalas,..Ibu. Ingin kudekap dan menangis dipangkuanmu, sampai aku tertidur bagai masa kecil dulu, lalu...do`a-do`a lalui sekujur tubuhku, dengan apa ku membalas, Ibu..."
(lirik dari Iwan fals di komputer itu membuatku sedikit berbisik)

`maafkan anakmu ini, bu...`
Ku teguk segelas Nescafe itu
Ku hisap sebatang Mini itu
Ku niatkan agar aku tak jadi batu
Kelak saat hari semakin berlalu
: jauh dari sisimu

Pudar buyar

Selayak kedua mata
Tak saling menyapa
Tapi bersama
:kedip, tangis, tutup, buka

Suka
:girang
Duka
:melayang

Wajahmu kecut
Hatiku kusut

08135518xxxx: “barusan k sadar ternyata ada sekat antara P’sahabatan dengan P’saudaraan” send to 08134218xxxx dan 08134239xxxx
08134239xxxx: “sy bhkn tdk bs terima dan malam ini br sadar k klo i2 nyata..”
08134239xxxx: “Tp sy pkr org cina benar tentang yin dan yang. Brgkali u knteks ini tentang mengerti dan mau dmengerti”
08134239xxxx: “Dinamika tepatx mgkn..“
08134239xxxx: “So, dmn smua mi nak2?“
08135518xxxx: “Seperti biassa b’ada diruang yg kemudian membuat qt memahami akan arti kata dinamika (yin+yang). Sy jg blum bs memahamix. Biarlah waktu hri ni menjdi kesaksian akan eksistensiku esok dan nanti. Ku ucap do`a:Semoga_...“
08134239xxxx: “Semoga partner...“

08134218xxxx tak kunjung tiba
:bila

08135518xxxx: “Dan biarkan sja mereka berteriak dgn kata `Pershabatan’ cukup sya dgn `Persaudaraan’. Maaf sya hx penganut paham `seolah2’. Met sahur saudara_“

08134239xxxx tak kunjung tiba
:sapa

Telah...

Mubes dalam konteks Ramadhan

Suatu waktu tepatnya ketika saya kembali menginjakkan kaki di kampus ini. Itu pun tlah terlewati 38 hari yang lalu. Saat kedatanganku disambut dengan perjalanan panjang menuju satu tempat yang bertitelkan Pucca`. Sedikit capee deeh...namun pikirku ini hanyalah bentuk tanggung jawab pada mereka (baca:senior) yang telah memberikan secercah penyadaran akan makna kata yang disebut sosial. Ikhlas atau tidak, namun pikirku dengan bermodalkan senyuman sudah cukup untuk menemani kerinduan akan aktivitas keluarga yang sering dituliskan dengan KMFMIPA UH

Tersebutlah riwayat kata Musyawarah berasal dari kata sy-,w- dan r- yang dimaknakan mengeluarkan madu dari sarang lebah. Madu bukan saja manis, melainkan juga obat untuk banyak penyakit, sekaligus sumber kesehatan dan kekuatan. Karena madu dihasilkan oleh lebah, maka sudah seharusnya yang bermusyawarah bersifat seperti lebah. Untuk pandangan ini, saya teringat dengan ceramah kyai Sejuta Ummat (Bp. Zaenuddin MZ) yang menganalogikan seorang mukmin sebagai lebah. Lebah adalah mahluk yang sangat disiplin, kerja samanya mengagumkan, makanannya sari kembang dan hasilnya adalah madu. Dimanapun ia hinggap, tak pernah merusak. Ia takkan mengganggu kecuali diganggu. Bahkan sengatannya pun bisa menjadi obat. Terserah kita mau mempersepsikan apa, namun sebaiknya perlu diketahui bahwa analogi lebah adalah risalah seorang Manusia Suci yang salah satu ajarannya sedang kita jalani saat ini. Jika kita tidak ingin disebut sebagai lebah maka bertingkahlah layaknya tupai yang liar, perusak dan rakus dengan kemauan dan pendapatnya. Silahkan beranalogi sendiri dengan diiringi introspeksi diri biar saya sadar bahwa saya tak lagi sedang bercinta sendirian !!!

Telah diketahui atau belum bahwa petunjuk Al-Qur`an secara rinci hanya tertuju pada persoalan yang tak terjangkau nalar serta hal yang tak pernah mengalami perubahan/perkembangan. Sedangkan hal-hal yang mengalami perubahan/perkembangan hanya dijelaskan secara global (prinsip umum) oleh Al-Qur`an. Hal ini mengandung makna bahwa potensi kemerdekaan manusia dengan background sosial budaya yang berbeda dapat ditetesi dengan musyawarah. Pemahaman ini dapat berlanjut dengan mengatakan: Alangkah tidak baiknya jika suatu persoalan yang diterapkan pada suatu masa atau masyarakat tertentu dengan ciri sosbud-nya, harus diterapkan pula dengan rincian yang sama pada masa yang berbeda, apalagi ditempat yang lain dan pada masa yang berlainan. Untuk paragraf ini, silahkan refleksikan dengan Mubes kita saat ini. Ingat: kita adalah mahluk merdeka yang beretika. Sudah selayaknya dan seharusnya !!!

Saya sedikit meringis ketika membaca surat Ali `imran [3]:159. Dr. Quraish Shihab dalam bukunya ”Wawasan Al-Qur`an” telah mendeskripsikan ayat tersebut. Menurut hemat beliau, ada 3 sikap yang sebaiknya ada dalam proses musyawarah: 1* sikap lemah lembut. Untuk hal pertama ini sebaiknya menghindari tutur kata yang kasar serta sikap keras kepala, karena jika tidak, maka mitra musyawarah kita akan bertebaran pergi. 2* memberi maaf dan membuka lembaran baru. Oleh karenanya sebaiknya ketika ingin bermusyawarah, sebaiknya persiapkan mental kita untuk bersedia memberi maaf dan menyadari kesalahan/kekeliruan. Hal ini mengandung makna bahwa kecerahan pikiran menuju hasil kesepakatan musyawarah hanya akan hadir dengan sirnanya kekeruhan hati. 3* tawakkal pada-Nya. Hal ketiga ini melukiskan bahwa hasil musyawarah seharusnya dilaksanakan dengan kebulatan tekad (baca: komitmen, konsisten dan tanggung jawab). Sehingga akan tercipta keharmonisan hubungan horizontal dan vertikal. Sekali lagi, silahkan merefleksikan lagi. Telah 38 hari berlalu, ...satu catatan kecil: jangan jadikan absen Mubes sebagai daftar hadir peserta. Akan tetapi ia adalah bukti eksistensi dan aktualisasi kita nantinya yang kemudian dipertanggungjawabkan, bukan hanya didepan KMFMIPA, akan tetapi juga dihadapan Dia Yang Maha Mengetahui. Semoga sadar !!!

Ada hal menggelitik ketika voting seolah-olah menjadi solusi terakhir dalam pengambilan keputusan selama ini. Alangkah indahnya jika kita begitu cerdas untuk membedakan arti kata Syura dengan kata Demokrasi dewasa ini. Setidaknya ada 3 cara dalam pengambilan keputusan: 1* ditetapkan oleh penguasa. Tentunya hal ini akan melumpuhkan idealisme. 2* ditetapkan berdasar persepsi minoritas. Sungguh tidak ada keistimewaan didalamnya. 3* ditetapkan berdasar persepsi mayoritas. Untuk hal ketiga ini jangan langsung membayangkan kata voting. Seorang pakar muslim Mesir kontemporer, Dr. Ahmad Kamal berpesan bahwa keputusan janganlah langsung diambil berdasar suara mayoritas setelah melakukan 1x or 2x musyawarah, tetapi hendaknya berulang-ulang hingga dicapai kesepakatan. Menurut hemat saya, hal ini mengandung arti bahwa terkadang suara minoritas adalah yang terbaik bukan yang terbenar. Ingat: kita sedang berbicara persoalan horizontal bukan vertikal. Oleh karenanya, musyawarah sebaiknya dilaksanakan oleh orang-orang yang terpuji yang selalu belajar untuk menerima perbedaan, yang tidak memiliki kepentingan pribadi/golongan/komunitas apapun. Sekalipun ada kiranya seorang/lebih yang tidak menerima dengan ikhlas hasil kesepakatan, maka alangkah baiknya jika masih perlu dibicarakan untuk mencapai mufakat (baca: memperoleh madu yang terbaik). Use ¥OUR Mind be The Best !!!

Terakhir: jika kita kemudian tahu, paham dan sadar bahwa Mubes ini adalah untuk menjaga ketertimpangan sosial dalam melangkahkan kaki dengan kebaikan menuju kebenaran. Maka sudah selayaknya kita pun harus menyatukan tujuan untuk menjalin Ukhuwah. Agar dikemudian hari, saya akan tahu bahwa tidak hanya saya sendiri yang akan masuk surga (bisa jadi juga neraka). Dalam konteks Ramadhan ini, saya pun lebih suka menyebutnya dengan Ukhuwah Islamiyah. Kedua kata tersebut bukanlah berarti ”Persaudaraan antar sesama Muslim/Mukmin”, akan tetapi ”Persaudaraan yang bersifat Islami atau yang diajarkan oleh Islam”. Semoga kita tidak memecah belah ataupun terpecah belah oleh sikap dan perilaku mereka (baca: SETAN-SETAN TERKUTUK) !!!

Maaf jika saya harus sedikit curhat dengan blog ini. Tak ada kata yang bisa terucap,...mungkin juga hanya bentuk penghargaan dengan perbedaan pendapat. Hingga akhirnya Pena pun ikut berbicara. Dan teriakan pena bukankah begitu keras dan tajam dibandingkan mulut-mulut itu. Dan biarkan saja mereka meneriakkan Salam Demokrasi dan Salam Pembebasan, cukup saya dengan Salam Syura dan Salam Pembelajaran-ku !!!

8.9.08

Gudbai

Langkahkan kaki tuk berlari
Ayunkan tangan tuk berenang
Jalani setapak, rimbahi hutan, seberangi sungai,…
Untaian kata terukir darimu
Perjuangan takkan henti katamu
Hingga rambutmu perlahan pergi
Hingga matamu kian memutih
Hingga telingamu enggan mendengar
Hingga hidung dan kulitmu tlah mati rasa
Hingga tulangmu tak lagi bersahabat
Ataupun
Hingga tetes darahmu mengalir…
“perjuangan takkan henti, kawan…”

Sejenak langkahku terhenti
Tak bisa lagi menemanimu
Kaupun jauh tinggalkanku
Kawan, biarkanlah…
Esok sang fajar akan datang lagi
Embun pagi juga akan menyapamu
Tetes hujan pun menyucikan jasadmu
Dekap erat bintang saat malam hari
Kemudian nyanyikan ayat-ayat cinta
Niscaya pencarianmu akan usai !!!


“slamat tinggal idealisme…”