10.9.08

Maaf Semoga

Sahur tadi, sms-sms itu begitu banyak
:seperti biasanya.
Tak ada yang terbalas
:tak biasanya.

halo ma`…so [sudah] sahur ?” seolah ada yg terlupa pikirku
Assalamualaikum wr wb gumamku dlm hati.
"Mm...blum,…” suara itu agak asing dan terdengar parau
mama sehat2 ?..” tanyaku
"mama lg demam, mungkin talalo [terlalu] cape` banyak karjaa [kerja]“ jawabnya lirih
"nga [ngana] sehat2 ?“ sambungnya lgi
"masih cukup nga [ngana] pe [punya] monjit [uang] ?“ tanyanya lgi

Terdiam sejenak membuatku hening
Begitu mulianya dirimu
Engkau lebih peduli anakmu ini dibandingkan kesehatanmu
Seolah inginku menangis dikakimu
Sesali kerutan didahimu, gores tangan hingga telapak kakimu
Yang jarang pernah terbayang
:jejakmu

Maaf ibu
Maaf jika pulsa ini hanya mengalir pada dia yg belum tentu
Kelak memanggilmu ibu
Layaknya diriku

Maaf ibu
Maaf jika uang ini hanya meracuni diri yang ku tahu
Asap dimulutku
Suatu waktu membunuhku

Maaf ibu
Maaf jika kaki ini hanya keluar ke warung kopi yg selalu
Segala harapmu
Rumah suci sabdamu

Disitu
:tanah yang suci
Seolah sangsi
`nawaitu ku

:bila
Hanya ini yg ku bisa
Melihatmu tersenyum bahagia
Aku pun siap menghadap-Nya
Biarlah neraka menjadi nyata: Mati
Surgamu tetap dihati

"ribuan kilo jalan yg engkau tempuh, lewati rintangan `ntuk aku anakmu, ibuku sayang masih terus berjalan, walau telapak kaki penuh darah penuh nanah, seperti udara kasih yg engkau berikan, tak mampu ku membalas,..Ibu. Ingin kudekap dan menangis dipangkuanmu, sampai aku tertidur bagai masa kecil dulu, lalu...do`a-do`a lalui sekujur tubuhku, dengan apa ku membalas, Ibu..."
(lirik dari Iwan fals di komputer itu membuatku sedikit berbisik)

`maafkan anakmu ini, bu...`
Ku teguk segelas Nescafe itu
Ku hisap sebatang Mini itu
Ku niatkan agar aku tak jadi batu
Kelak saat hari semakin berlalu
: jauh dari sisimu

No comments: